Tradisi di daerah /Kota kami Kalimantan Tengah pada tahun ’70 an saat menjalani prosesi Pali untuk calon pengantin (Pali adalah memantang beberapa hal tertentu yang menjadi tradisi dalam keluarga Dayak) masih ada pada sebagian masyarakat dayak.
Sebagai langkah awal prosesi tradisi /adat Dayak Ngaju , kalau hendak mencari seorang perempuan untuk dijadikan isteri ,maka kedua belah pihak/kerabat yang dituakan atau teman yang dipercaya akan menyelidiki secara diam-diam calon istri/suami bagaimanakah BIBIT BEBET BOBOT atau keadaan keluarga /keturuanan siapa calon istri/suami sehingga cocok untuk diambil sebagai istri/suami pendamping hidupnya. Demikian juga sebaliknya , sudah tentu ini tanpa harus diberitahukan kepada yang bersangkutan.Setelah cocok maka langkah berikutnya adalah pihak keluarga laki-laki datang kepada keluarga perempuan dengan memberikan TANDA HAKUMBANG AUH ( tanda bahwa seorang pria berniat mengambil seorang perempuan untuk menjadi istrinya) .
Setelah TANDA HAKUMBANG AUH berupa uang diterima dan pihak Perempuan tidak menolak/tidak mengembalikan uang tanda Hakumbang Auh dalam waktu seminggu sampai sebulan , maka tahap selanjutnya adalah MAMANGGUL.
MAMANGGUL artinya si gadis diikat/ di pinang bahwa dia sudah ada yang memiliki dan itu dilaksanakan tiga bulan sampai 2 tahun ,tergantung kesepakatan sebelum hari pernikahan dengan menyerahkan seperangkat PAKAIAN SINDE MENDENG sebagai tanda keseriusan pihak laki-laki dengan menghadiahi calon istri nya seperangkat busana dengan pernak pernik perempuan selengkapnya..
Setelah tanggal perkawinan ditetapkan yaitu kebiasaan saat BULAN MANDAI ( Terang bulan , Pali atau pantang kalau bulan gelap diadakan kegiatan sacral, ) maka persiapan yang lainnya sudah mulai direncanakan dengan matang. Maksudnya kalau kegiatan dilakukan pada saat terang bulan maka semua pekerjaan lancar dilakukan dalam suasana terang karena didesa tidak ada listrik.
Pertama surat menyurat dan barang-barang adat yang akan diserahkan pada malam MAJA MISEK atau peminangan secara resmi yang erring juga disebut PENGANTEN MANDAI, disaksikan seluruh keluarga dan undangan untuk Pemenuhan Jalan Hadat atau pemenuhan syarat adat menurut adat dayak Ngaju sesuai kesepakatan.
Persiapan berikutnya adalah membuat LALADANG/ sekarang sudah modern diganti TENDA.dari Kayu bulat, Terpal, Kajang dan HANDAYANG ENYUH( daun kelapa) untuk hiasan pinggir terpal sebagai tanda bahwa disana ada perhelatan pengantin.Cukup lama persiapan pemesanan kayu-kayu bulat untuk membuat laladang/tenda.
Secara tradisi sebulan sebelum hari H ,mulailah dengan TRADISI PALI (pantangan untuk calon pengantin,si perempuan DIPINGIT tidak boleh keuar rumah dan tidak boleh bertemu dengan si Jejaka , kalaupun bertemu hanya sebentar beberapa saat saja kalau ada urusan sangat penting setelah itu disuruh pulang….. tidak boleh bertemu.Walaupun dengan berbagai alasan,…. .pura-pura mengantar barang lah, ada yang ketinggalan lah………..padahal sangat ingin bertemu muka dengan calon istri , yah hanya diijinkan sebentar.Itupun dengan ledekan-ledekan supaya cepat pulang…….alhasil pulanglah ngeloyor dengan tersipu.
Ada cerita lucu yang sering terjadi ……Setelah menikah selama seminggu tidak boleh keluar rumah, katanya PALI juga alasannya, pengantin baru lagi berbau wangi sehingga bisa terkena hal yang tidak diinginkan atau guna-guna ……Padahal sudah dengan suami pun masih tidak diijinkan keluar rumah……PadahaL lagi seru-serunya film Emilia Contessa, Benyamin, Ida Royani, leny Marlina , Silat David Chiang, Cleopatra, di Bioskop Panala ,yahhhh….. apa boleh buat karena banyaknya pali ,gak ada kerjaan lain malah main petak umpet( main sembunyi-sembuyian) karena masih malu sama calon suami………, mendengar para Tetua yang berkumpul datang dari semua penjuru , mereka bergantian MANSANA/ berdongeng atau menceritakan kembali kehebatan mereka semasa muda dalam berburu , tehnik bakar hutan untuk berladang, bertemu hantu di hutan , mendidik / mengasuh anak,, mencari makanan disaat perang , menyembunyikan para perawan di tengah hutan karena di datangi tentara Jepang , mendayung perahu Rahai Pangun kepunyaan Datu SANGKURUN bergantian di setiap kampung orang yang mendayung ,…..seminggu baru sampai di Banjarmasin, mengatasi persengketaan atau pun perselingkuhan yang terjadi dirumah Betang atau , Kesah Palui,dll
Yah….. kerja nya rame-rame dengar SANSANA setiap malam… sembari tidak lupa MAKAN LEMANG dengan ikan asin sepat dan sambal terasi.
PALI ketiga yaitu seluruh sanak keluarga yang remaja ikut tidur dikamar pengantin selama tiga hari……..alhasil kurang tidur becanda terus sampai larut malam menjelang pagi …. Kenapa ohhh… mungkin mereka ikut rame-rame karena jarang ketemu. . Semua pali tidak diberi tahu sebelumnya sehingga terkaget-kaget….. kenapa orang banyak masuk tidur dikamar pengantin. Dalam hati berpikir :”…mmm…ohh mungkin mereka diluar kepenuhan ,atau bercanda sebentar di kamar pengantin …” Tunggu punya tunggu eh tambah banyak dan ….. bercanda terus malah sebagian sudah mulai ngorok sampai menjelang pagi..
Besoknya begitu lagi apa boleh buat terpaksa harus menurut kata orang tua, tidak berani protes .
Pali keempat tidak boleh keluar rumah .DIPINGIT….Selama sebulan persiapan kerjanya hanya BEKASAI SIANG MALAM/ berbedak basah , dengan KASAI BISA/ bedak basah dari bahan beras dicampur bunga melati dan bunga kenanga.
Ritual mandi lulur campur asam jawa + bubuk beras ketan yang dibuat sendiri dua kali sehari saat mandi rutin dilaksanakan.Mandi air bunga yang sudah direndam selama semalam…….memang sangat wangi dan segar.Mungkin sama dengan SPA , bedanya hanya tidak mandi rempah/rendam karena belum ada bath tub.Jadi langsung disiram.
Mandi uap dengan ramuan dayak, dimana tubuh sudah diolesi dengan BEBOREH DAN BABANYUN dari ramuan Arab.
Semua dilakukan sendiri ermasuk menanam bunga Aster Putih beberapa pot sudah dilakukan 3 bulan sebelumnya, sehingga semakin dekat hari perkawinan , bunga Aster dirawat baik-baik supaya bunganya mekar dengan bagus dan dipersiapkan untuk BUNGA TANGAN DAN MAHKOTA saat PEMBERKATAN kUDUS DI GEREJA .Juga daun asparagus untuk Bunga Tangan dan hiasan kamar.
Pekerjaan lain yaitu menyiapkan semua bunga mawar putih dari kain ciffon untuk dekorasi kamar pengantin.Ranjang pengantin masih ranjang besi dan memakai penutup kelambu dari bahan brokat putih bermotif bunga..
Untuk hiasan Meja rias ? Membuat bunga artifisial anggrek bulan yang sangat cantik dari bahan kertas Hong Kong ( khusus bahan membuat bunga) bahan yang sangat halus dan empuk berbentuk lembaran kertas.
AKSESORIS RAMBUT
Membuat sendiri atau menyewa kuncup melati dari Tali rafia Jepang warna putih untuk membuat melati beruntai dari bahan khusus untuk bunga sekarang sudah tidak ada dijual untuk sanggul acara resepsi dan acara adat Pengantin Mandai.
Menyiapkan sanggul DEWI berbentuk bunga untuk Resepsi kebetulan lagi trend model sanggul Dewi .dan sanggul JAWA untuk acara adat .. dan menyiapkan sloyer dari bahan tule putih dengan tempelan bunga mawar kecil.
Kembang goyang, anting , giwang, gelang , dan bros.
BUSANA PENGANTIN.
Acara adat memakai KEBAYA PANJANG songket .
Busana ke gereja GAUN CLOCKROOK( potong payung) dari brokat putih dengan motif bunga.atau banyak juga di Desa masih memakai kebaya putih pendek kebaya Kartini untuk ke Gereja sekaligus resepsi karena di desa Pesta di siang hari.
Busana resepsi KEBAYA PENDEK PUTIH BROKAT/ KEBAYA PANJANG KAIN LAME + KAIN SIDAMUKTI kalau di Kota..
Kain sidomukti banyak dijual oleh Ibu Mul adik ipar dari ibu Tyilik Riwut.
Semua hand made sendiri….. maklum dulu tidak ada toko yang menjual peralatan dan aksesoris pengantin seperti sekarang..
Semua pilihan itu kain dan model sesuai yang lagi trend saat itu….yaitu Rok barat clockrook, Kebaya Pendek, Kebaya panjang bahan keemasan, songket sambas atau songket Palembang Sumatra..
MENU RESEPSI menurut saya tidak kalah dengan sekarang .
Acara Adat tetap harus menu khas Dayak : Juhu Umbut Kelapa, Masak merah daging dan sambal goreng Kacang Putih.
Resepsi : menu Rollade daging, Sambal goreng kentang, udang Goreng, Sup, Slada.
Kebaktian : Rawon
Acara Terakhir…. setelah selesai Resepsi dan hari ketiga resepsi khusus untuk pemuda,….. maka acara PAKAJA MANANTU diadakan 1-6 bulan setelah itu .
Seminggu samapi Enam bulan setelah pernikahan maka acara selanjutnya adalah yang terakhir dipenuhi yaitu Pakaja Manantu .Sesuai dengan tradisi suku masing-masnig sungai berlainan serta
dilaksanakan dengan sangat meriah .
Apakah dengan semakin berkurangnya orang menghargai lembaga perkawinan nan sangat sakral saat ini, dengan gampangnya perkawinan bubar, perceraian yang menjadi solusi kedua pihak…….mungkinkah tradisi ini sebagian untuk dilestarikan dan di kenalkan kembali untuk kaum muda karena sudah terlalu jauh pola pergaulan yang kurang pas untuk membangun keluarga yang bahagia sampai kakek nenek ? …..Mungkinkah orang suatu saat akan bosan dengan trend pergaulan gaya barat dan…memutuskan kembali menikmati alam TEMPOE DOELOE yang bernuansa sakral dan hikmat.? …….. Waktulah yang akan menjawab.
No comments:
Post a Comment